
Dampak Pandemi Covid-19 pada Pendidikan adalah pemerintah telah menutup sementara semua sekolah, di seluruh negara untuk membatasi penyebaran virus corona dan pada 14 Maret, sekitar 420 juta anak tidak bersekolah. Lebih dari tiga belas negara telah menutup sementara semua sekolah mereka yang telah mempengaruhi siswa dari hampir semua kelas.
Selain itu, sembilan negara termasuk India telah menutup sekolah mereka di tingkat lokal untuk mencegah COVID –19, yang telah mempengaruhi lebih dari 85 juta anak-anak (Berita PBB, 2020). Meskipun sekolah-sekolah ditutup sementara, bahkan saat itu membawa ekonomi yang besar dan biaya sosial. UNESCO telah merekomendasikan program pembelajaran jarak jauh dan platform pendidikan online lainnya sehingga guru dan sekolah dapat menjangkau siswa dan gangguan pendidikan dapat dikurangi selama penutupan sekolah yang disebabkan karena COVID –19 (UNESCO, 2020)
Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Orang Tua Peserta Didik Menurut arwen et al (2020), Sunitha (2020) dan Duocet (2020), dampak belajar di rumah juga dirasakan oleh orang tua yang juga memiliki beban lebih karena harus menjadi guru di rumah, mengajar membuat tugas, dan selalu memantau. Dapat dibayangkan jika anak lebih dari satu dan masih membutuhkan bantuan dalam melakukan tugas. Belum lagi harus menyiapkan makanan dan pekerjaan rumah tangga lainnya.
Sukacita dan kesedihan selama proses belajar di rumah bervariasi. Sebagian orang tua lebih suka anak-anak belajar di sekolah. Selain biaya kuota internet yang membengkak, salah satu keluhan orang tua adalah peningkatan pengeluaran untuk konsumsi yang lebih besar daripada tunjangan anak setiap hari. Namun, selain itu ada nilai positifnya adalah bahwa ada lebih banyak waktu untuk berkumpul dengan keluarga dan untuk mendekatkan hubungan emosional antara orang tua dan anak – anak. Dan yang lebih penting adalah keluarga lebih terlindungi dari paparan virus korona yang sampai saat ini belum ditemukan vaksin yang bias mengobati.
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah melalui kebijakan Work From Home (WFH) diharapkan untuk membuat masyarakat lebih mudah untuk terus bekerja bahkan di tengah-tengah pandemi virus yang mengharuskan mereka tetap ada. Melalui kebijakan ini masyarakat menganggap bahwa bekerja di rumah akan sangat memudahkan mereka, tetapi ini tidak dapat dipisahkan dari pekerjaan sistem yang semakin sulit
Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Guru Menurut Purwanto et al (2020) dan Putri et al (2020) WFH memiliki kelebihan dan kekurangan, Work From Home dapat dilakukan secara efektif jika guru dan sekolah melaluinya dengan bertanggung jawab. Kedua belah pihak harus lebih memahami tentang kondisi yang terjadi, sambil memberikan kinerja terbaik yang mungkin.
Meskipun mereka bekerja di tempat yang berbeda. Netolicky (2020) terutama ketika Work From Home, ruang kerja pengajar yang lengkap juga sangat penting untuk dipersiapkan. Dukungan akses internet yang memadai dan biaya rendah juga sangat membantu dalam hal ini. Sumber daya manusia dalam hal ini juga harus mulai ditingkatkan, karena dengan begitu semua pekerjaan yang semestinya mudah dilakukan dengan kemajuan teknologi yang cepat dapat dilakukan dengan baik tanpa hambatan. Masyarakat juga harus mulai memikirkan pekerjaan sampingan yang dapat diterapkan dalam berurusan dengan kondisi tertentu yang tidak mungkin seperti sekarang ini.
Implementasi pembelajaran secara daring ini paling banyak dilaksanakan dengan menggunakan aplikasi WhatsApp, (Dewi, 2020), (Gunawan et al., 2020), (Purwanto et al.,2020) dengan pertimbangan rata-rata guru dan siswa atau orang tua siswa memiliki aplikasi ini pada gadget masing-masing. Aplikasi ini memiliki fitur WhatsApp Group sehingga guru dan siswa dapat berdiskusi serta saling berbagi dokumen. Guru memanfaatkan fitur ini untuk membagi dokumen materi pembelajaran dan tugas bagi siswa, kemudian siswa akan mengirimkan tugas yang telah mereka selesaikan melalui grup ini pula.
Hal yang perlu diperhatikan adalah pemberian tugas disertai pemantauan dan pendampingan oleh guru. Langkah yang dilakukan adalah guru meminta bantuan orang tua maupun kakak siswa sebagai narahubung dengan pemberitahuan lebih dulu melalui WhatsApp Group. Selain itu, perlu disertakan pula koordinasi dan interaksi antara guru dan orang tua siswa berupa video call maupun foto dokumentasi kegiatan belajar siswa di rumah sebagai bentuk laporan bahwa siswa benar-benar melaksanakan pembelajaran di rumah (Wicaksono & Rachmadyanti,2017).
Selain menggunakan aplikasi whatsapp pembelajaran online bisa menggunakan aplikasi Google Classroom yang bisa terintegrasi langsung kepada kepala sekolah sehingga memudahkan kepala sekolah untuk melakukan supervisi.
Pandemi COVID-19 mempengaruhi banyak hal termasuk kehidupan pendidikan, orang tua peserta didik, peserta didik dan proses pembelajaran, Sebagai seorang guru yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik para siswa tidak dapat berhenti. Guru harus menemukan cara yang sesuai untuk mempromosikan proses pembelajaran secara akademis dan sosial-emosional. Guru harus dapat mengelola kelas di kelas dan kelas online.
Tuntang, 18 September 2020
Agung Kurniawan, Guru Bahasa Indonesia SMKN 1 Tuntang.

2 komentar
Pratiwi Andayani (SMP N 3 Satap Sambirejo), Sabtu, 19 Sep 2020
Suatu terobosan yang baik dr SMKN 1 Tuntang menugasi gutu utk memjuat artikel/tulisan utk diterbitkan lwt website skolh, shg kemampuan literasi guru juga terasah.
Sri Handayati, Minggu, 20 Sep 2020
Mantap. Kapan ya pak pandemi berakhir sehingga pembelajaran kembali seperti semula. Dengan berbagai kendala tapai SMK Tuntang tetap berkarya