Banyak pendidik yang belum sepenuhnya memperhatikan penumbuhan sikap, minat, dan perilaku wirausaha peserta didik. Pengamatan di SMKN 1 Tuntang model pembelajaran saat ini cenderung menggunakan metode ceramah. Hal ini menyebabkan keberhasilan dari tujuan pembelajaran yang terkait dengan kemampuan kewirausahaan belum dapat diketahui secara pasti.
Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dikembangkan model pembelajaran berbasis projek pendidikan kewirausahaan. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan prestasi belajar dalam bidang akademik yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Selain itu, juga mampu menumbuhkan kemampuan kewirausahaan yang meliputi sikap, minat dan perilaku wirausaha.
Menurut Waras Kamdi (20018), Pembelajaran Berbasis Proyek adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Menurut Buck Institute for Education, model pembelajaran Project Based Learning adalah suatu metode pengajaran sistematis yang melibatkan para siswa dalam mempelajari pengetahuan dan keterampilan melalui proses yang terstruktur, pengalaman nyata dan teliti yang dirancang untuk menghasilkan produk (Sutirman, 2013).
Langkah pembelajaran berbasis proyek adalah yang pertama menentukan pertanyaan mendasar. Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan siswa dalam melakukan suatu aktivitas. Pertanyaan disusun dengan mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pertanyaan yang disusun hendaknya tidak mudah untuk dijawab dan dapat mengarahkan siswa untuk membuat proyek.
Langkah kedua adalah menyusun perencanaan proyek. Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Dengan demikian siswa diharapkan akan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan kegiatan yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan penting, dengan cara mengintegrasikan berbagai materi yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
Menyusun jadwal sebagai langkah ketiga. Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal kegiatan dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat jadwal untuk menyelesaikan proyek, (2) menentukan waktu akhir penyelesaian proyek, (3) membawa siswa agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing siswa ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta siswa untuk membuat penjelasan (alasan) tentang cara pemilihan waktu. Jadwal yang telah disepakati harus disetujui bersama agar guru dapat melakukan monitoring kemajuan belajar dan pengerjaan proyek di luar kelas.
Langkah selanjutnya adalah memantau siswa dan kemajuan proyek (monitoring the students and progress of project). Guru bertanggung jawab untuk memantau kegiatan siswa selama menyelesaikan proyek. Pemantauan dilakukan dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap proses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses pemantauan, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan kegiatan yang penting.
Setelah langkah di atas, dilanjutkan dengan penilaian hasil. Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar kompetensi, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
Sementara itu langkah terakhir adalah evaluasi Pengalaman (evaluation the experience). Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru dan siswa mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama.
Dari pengalaman yang diterapkan dengan model pembelajaran berbasis proyek terdapat peningkatan minat, semangat dan kemauan belajar. Untuk itu alangkah bijaksana jika model belajar ini diterapkan di sekolah.
Tuntang, 02 September 2020
Mohamad Achmadi, guru PKK SMKN 1 Tuntang