ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Bismillahirrahmanirrahim. Sugeng siang Indonesia. Alhamdulillah hari ini menyelesaikan tadarus sampai surat Al kahfi ayat 74. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan kultum, disampaikan oleh Iva Luthfiana,S.Pd Kehidupan Ibarat Sebuah Stasiun Kereta Api.
Kehidupan kita didunia ini hanya bersifat sementara. Bumi hanya dijadikan tempat persinggahan manusia sebelum akhirnya kita bisa masuk ke alam akhirat baik neraka ataupun surga. Di dunia, Allah memberikan waktu bagi manusia untuk menunjukkan ketaatannya kepada Allah SWT. Bagi manusia yang bisa memanfaatkan kesempatan beribadah di dunia maka Insya Allah pintu-pintu surga akan terbuka baginya. Namun jika seorang manusia lalai menggunakan kesempatannya selama hidup maka neraka telah siap menampungnya.
Kehidupan kita didunia ini sangat mirip dengan situasi ketika menunggu sebuah kereta di sebuah stasiun. Sebelum bisa menaiki kereta yang akan membawa kita ketujuan maka kita perlu membeli suatu tiket yang disebut karcis. Untuk membeli karcis itu dalam kehidupan nyata kita memerlukan sejumlah, uang namun untuk membeli tiket masuk ke surga Allah, kita memerlukan pahala-pahala yang cukup untuk mendapatkannya.
Selama waktu menunggu kedatangan kereta yang menjemput. Kesempatan kita untuk memperoleh pahala sedang terbuka selebar-lebarnya. Pada periode inilah manusia dapat melakukan berbagai usaha untuk memanen pahala. Jika kita disebuah stasiun dan tidak memiliki uang, ada dua jalan yang kita lakukan, pertama melakukan perbuatan baik atau yang kedua yaitu melalaikan kesempatan dengan melakukan perbuatan buruk. Untuk mendapat pahala sebanyak-banyaknya manusia dapat melakukan amalan ibadah seperti sholat, puasa, zakat, sedekah, dan sebagainya selama hidup.
Dengan analogi di sebuah stasiun melakukan usaha seperti menolong orang, berjualan sesuatu, menyediakan jasa membawa barang, dan sebagainya demi mendapat barang untuk mendapatkan tiket. Disi lain ada orang yang lupa tujuannya datang ke stasiun dan malah melakukan perbuatan buruk seperti mencuri yang pastinya membawa dosa dan membuatnya harus mendekam di sebuah tahanan. Yang sama penganalogiannya dengan seorang yang melakuan perbuatan pelanggaran agama yang akhirnya akan mendapat ganjaran neraka. Orang yang telah memiliki uang yang cukup dapat membeli karcis menaiki sebuah kereta, dan orang yang memiliki pahala yang cukup dapat menuju surga di akhir hidupnya.
Inti dari pengandaian kehidupan dengan sebuah stasiun kereta adalah mengingatkan kita untuk tidak lalai dalam hidup dan menggunakan kesempatan selagi hidup untuk beribadah kepada Allah SWT.