Sejak tanggal 16 Maret 2020 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Dinas Pendidikan di Propinsi atau Kabupaten/Kota menginstruksikan sekolah untuk menghentikan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka. Sejak saat itu sekolah dipaksa menyesuaikan proses belajar mengajar dari tatap muka di sekolah atau boleh kita istilahkan tradisional menjadi bukan tatap muka atau kerennya pembelajaran jarak jauh. Kondisi yang serba mendadak ini membuat sekolah dan guru kelimpungan karena tidak menyiapkan dari awal. Akibatnya ada guru yang cepat beradaptasi, tetapi ada juga guru yang menjadikan kondisi ini anugerah karena bisa lebih santai.
Hasil penelitian dari kemendikbud maupun dari perguruan tinggi menunjukkan tren negatif. Saya kutip dari makalah hasil penelitian DR. Nurkolis, MM yang berjudul Implementasi Kebijakan e-Learning di Masa Pandemi covid-19, guru dibawah Kemendikbud yang menggunakan elearning hanya 9%, sementara guru dibawah Kemenag lebih baik yaitu 22%. Konten elearning didominasi oleh penugasan sebanyak 95,9%. Mengacu pada hasil penelitian di atas bisa disimpulkan bahwa kepala sekolah tidak bisa memantau proses pembelajaran yang dilaksanakan guru. Jika bicara tupoksi kepala sekolah maka kepala sekolah tidak menjalankan peran sebagai supervisor.
Menurut Purwanto (2000), supervisi ialah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara efektif . Sementara Manullang (2005) menyatakan bahwa supervisi merupakan proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan bila perlu mengkoreksi supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Supervisi merupakan usaha memberi pelayanan agar guru menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugas melayani peserta didik.
Jika ditinjau dari objek yang di supervisi, ada tiga macam supervisi yaitu yang pertama supervisi akademik, yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik. Yaitu hal-hal yang langsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses pembelajaran. Yang kedua supervisi administrasi, yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung pelancar terlaksanannya pembelajaran. Yang terakhir adalah supervisi lembaga, yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada di sentral kelembagaan. Jika supervisi akademik dimaksudkan untuk meningkatkan pembelajaran, maka supervisi lembaga dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik kelembagaan.
Untuk melakukan supervisi yang baik, perlu wawasan tentang tahapan, model, dan teknik supervisi beserta prinsip dan peranan supervisi. Buku panduan supervisi dirjen PMPTK (2010) menyatakan bahwa ruang lingkup perencanaan supervisi akademik meliputi sejumlah hal yang saling berkaitan satu sama lainnya, yaitu terkait dengan: 1) Pelaksanaan kurikulum; 2) Persiapan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran oleh guru; 3) Pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, dan peraturan pelaksanaannya; 4) Peningkatan mutu pembelajaran.
Perencanaan program supervisi merupakan langkah awal dalam implementasi supervisi. Perencanaan yang baik akan menghasilkan program yang baik pula. Oleh karenanya banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan supervisi. Perencanaan program disandarkan pada tujuan supervisi yakni memberikan bantuan profesional kepada guru guna meningkatkan kinerja guru.
Usaha untuk membantu meningkatkan dan mengembangkan potensi sumber daya guru dapat dilaksanakan dengan berbagai alat dan teknik supervisi. Umumnya alat dan teknik supervisi dapat dibedakan dalam dua macam yaitu teknik yang bersifat individual ialah teknik yang dilaksanakan untuk seorang guru secara individual dan teknik yang bersifat kelompok, yaitu teknik yang dilakukan untuk melayani lebih dari satu orang.
Teknik yang bersifat individual meliputi yang pertama kunjungan kelas. Supervisor datang ke kelas untuk melihat cara guru mengajar di kelas. Tujuannya untuk memperoleh data mengenai keadaan yang sebenarnya selama guru mengajar. Dengan data itu supervisor dapat berbincang-bincang dengan guru tentang kesulitan yang dihadapi guru-guru. Fungsinya sebagai alat untuk mendorong guru agar meningkatkan kinerja guru dan cara proses pembelajaran. Kunjungan kelas ini dapat memberikan kesempatan guru-guru untuk mengungkap pengalamannya sekaligus sebagai usaha untuk memberikan rasa mampu pada guru-guru.
Yang kedua observasi kelas melalui kunjungan kelas. Supervisor dapat mengobservasi situasi belajar yang sebenarnya. Ada dua macam observasi kelas yaitu observasi langsung dengan menggunakan alat observasi, supervisor dapat mencatat yang dilihat saat guru sedang mengajar, dan observasi tidak langsung. Orang yang diobservasi dapat dibatasi oleh sesuatu di mana guru dan murid-murid tidak mengetahuinya. Tujuan observasi untuk memperoleh data yang seobyektif mungkin sehingga bahan yang diperoleh dapat digunakan untuk menganalisis kesulitan-kesuliran yang dihadapi guru-guru dalam usaha memperbaiki hal pembelajaran. Bagi guru sendiri data yang dianalisis akan dapat membantu untuk mengubah cara-cara mengajar ke arah yang baik. Bagi murid sudah tentu akan menimbulkan pengaruh yang positif terhadap kemajuan belajar mereka.
Yang ketiga adalah percakapan pribadi. Percakapan pribadi antara supervisor dan guru yaitu kedua-duannya berusaha berjumpa dalam pengertian mengajar yang baik. Seorang supervisor dapat bekerja secara individual dengan guru dalam memecahkan problem-problem pribadi yang berhubungan dengan jabatan mengajar. Tujuannya terutama sekali untuk memberikan bantuan dan arahan dalam memecahkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi, memupuk dan mengembangkan kemampuan mengajar yang lebih baik lagi, memperbaiki kelemahan dan kekurangan yang sering dialami oleh guru dalam melaksanakan tugasnya disekolah, dan menghilangkan dan menghindari segala prasangka yang tidak-tidak.
Tantangan yang kemudian muncul adalah bagaimana kepala sekolah bisa melaksanakan supervisi di masa pandemi ini? Silahkan Bapak dan Ibu kepala sekolah bisa datang ke SMKN 1 Tuntang. Kami siap berbagi menyusun program perencanaan supervisi di masa pandemi.
2 komentar
Mokh. Nukman, Kamis, 9 Jul 2020
Sy mengikuti dan selalu salut atas penggalian potensi seluruh komponen sekolahnya
bravo majuuu dan sukses selalu.
semoga sekolah kami bisa mengikuti utk berbenah.
Wahono, Jumat, 10 Jul 2020
Bagus untuk meningkatkan mutu pembelajaran melalui supervisi akademik yang efektif serta bermakna