
Berbahasa Indonesia yang baik adalah berbahasa sesuai dengan situasi dan kondisi, dalam komunikasi baik formal maupun nonformal. Karena Bahasa Indonesia adalah bahasa yang sehari-hari kita gunakan, sehingga dapat dipahami dan diterima oleh mitra tutur dengan baik. Selain itu, berbahasa yang benar juga harus sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia baik, yaitu dari segi pembentukan kata, pengkalimatan, maupun penulisan ejaan. Berbahasa yang benar harus sesuai dengan kaidah bahasa atau kebakuan bahasa. Selain itu harus mengacu pada penggunaan bahasa pada situasi formal yang menuntut penggunaan Bahasa Indonesia yang baku.
Berikut ini merupakan contoh berbahasa yang baik tetapi tidak benar. Percakapan ini berlangsung di sebuah kantin:
Pembeli : Bu, kopi satu, gulanya dikit aja.
Penjual : Pakai susu?
Pembeli : Ndak usah
Kemudian berikut adalah contoh berbahasa yang benar tetapi tidak baik. Percakapan terjadi di sebuah pasar:
Pembeli : Ibu, berapakah harga satu kilo daging sapi?
Penjual : 100 ribu.
Pembeli : Bolehkah saya menawar 85 ribu?
Selanjutnya adalah contoh berbahasa yang baik dan benar. Percakapan terjadi di dalam sebuah rapat:
Karyawan : Kami belum dapat memberi keputusan, karena kami harus melaporkan terlebih dahulu masalah itu kepada pimpinan.
Konsumen : Kalau demikian kami akan menunggu keputusan dari tim Bapak.
Contoh di atas dapat kita terapkan ketika kita berbicara menggunakan Bahasa Indonesia. Jadi kita bisa menghindari kesalahan dan tetap menggunakan bahasa yang baku ketika berbicara dengan Bahasa Indonesia.
Penulis : Agung Kurniawan, S.Pd.
Editor : Nurul Rahmawati, M.Pd.