SEKILAS INFO
: - Jumat, 07-02-2025
  • 8 bulan yang lalu /
  • 1 tahun yang lalu / DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 78 MERDEKA NEGERI KU MERDEKA BANGSA KU
  • 3 tahun yang lalu / SMK Negeri Satu Atap Tuntang membuka pendaftaran penerimaan anggota OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) tahun pelajaran 2022/2023, bagi peserta didik yang masih aktif bersekolah di SMKN Satu Atap Tuntang. Pendaftaran ini dilakukan melalui tautan Google Form yang dibagikan melalui grup WhatsApp kelas, oleh masing-masing wali kelas. Melalui tautan yang telah dibagikan, peserta didik harus mengisi...
Menciptakan USP dalam Membangun Sekolah

Sore tadi saya menjemput istri dari kantornya di daerah Srondol. Istri saya tipe orang yang tidak mau bawa kendaraan sendiri. “Ngapain capai-capai jika ada suami yang siap antar dan jemput”, ucapnya. Sebuah kalimat yang memang ada benarnya juga.

Perjalanan pulang dari kantor diselingi acara mampir ke sebuah supermarket guna membeli kebutuhan rumah tangga. Jika kita perhatikan, deret barang yang dipajang beraneka ragam, beraneka warna dan beraneka bentuk. Semisal kita ingin membeli produk susu, akan muncul merk A, B, C, D, E dst. Demikian juga jika kita suka dengan Mie Instan. Berderet merk berjajar berdampingan. Dari cover muncul aneka rupa juga. Apakah kita akan mencermati satu persatu? Sudah pasti tidak karena membutuhkan waktu yang banyak.

Demikian pula kalau kita masuk ke dunia pendidikan. Ada ribuan sekolah dari jenjang TK sampai dengan SMK. Akan ada pula ribuan kepala sekolah yang menjadi manajer di lembaga yang dipimpinnya. Sudah pasti susah juga kalau harus menghafal satu persatu. Saya suka dengan analogi sederhana, “kalau ada 10 anak ayam dimana 9 warna putih dan hanya 1 warna hitam, maka mata kita cenderung melihat yang hitam”. Dalam buku Personal Branding Code, Silih Agung Waseso mengatakan untuk menciptakan diferensiasi diri kita harus memiliki Unique Selling Proposition (USP) dan Emotional Selling Proposition (ESP).  Apa itu USP dan ESP serta bagaimana cara saya menciptakan USP dan ESP? Silahkan baca Catatan CEO SMKN 1 Tuntang. Jika Anda tertarik?

Unique Selling Proposition (USP) atau yang juga dikenal dengan Unique Selling Point adalah faktor pembeda pada suatu produk/layanan yang tidak dimiliki oleh pesaing/kompetitor, produk maupun bisnis. Umumnya USP ini menjadi penentu yang akan membuat produk/layanan lebih spesial bagi prospek/pelanggan. Contoh sederhana, lampu penerangan jalan yang menggunakan listrik sudah tidak lagi spesial. Untuk membuat USP, perusahaan harus membuat lampu hybrid yang dapat menyimpan energi matahari dan menjadikan daya listrik konvensional sebagai alternatif jika energi matahari tidak cukup untuk menerangi lampu tersebut. Sistem hybrid inilah yang menjadi USP bagi produk yang ditawarkan. Kemampuan seperti ini tentu ini nilai spesial bagi pelanggan.

USP sendiri tidak hanya berfokus pada produk/layanan secara langsung saja. Nilai USP lain yang dapat diimplementasikan adalah pengiriman yang sangat cepat, kualitas, harga yang lebih murah dan lain sebagainya. Bahkan, layanan terhadap pelanggan dan juga hubungan yang terjalin dengan pelanggan pun dapat menjadi USP bagi perusahaan. Ini terjadi karena tidak semua perusahaan mampu menjaga hubungan baik dengan pelanggan-pelanggan yang sudah ia miliki.

Definisi USP secara khusus adalah nilai yang menjadi titik fokus dari bisnis Anda. Titik fokus ini akan mencerminkan bagaimana bisnis Anda menjadi lebih dikenal oleh prospek dan pelanggan. Contoh paling sederhana adalah toko bangunan di suatu kelurahan. Mereka memiliki USP karena pada toko tersebut, pelanggan dapat menemukan bahan bangunan yang sebelumnya sulit untuk mereka temukan. Itulah yang dimaksud dengan definisi USP secara khusus.

Bagaimana dengan dunia pendidikan? Kalau boleh diibaratkan sekolah seperti perusahaan maka kepala sekolah bolehlah disebut CEO. Kepala sekolah mengelola sekolah layaknya CEO memimpin perusahaan.  SMKN 1 Tuntang didirikan tahun 2014 dan sampai dengan tahun 2018 tidak ada orang yang mengenal sekolah ini. Dalam jangkauan wilayah saja sekolah ini terasa asing bagi anak lulusan SMP maupun masyarakat di Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga. Maka sudah pasti siswa yang masuk ke sekolah ini sedikit dan bukan pilihan pertama. Mereka yang tidak diterima oleh sekolah lain, daripada tidak sekolah maka menjadi siswa sekolah ini.

Kelas yang kurang, ruang praktek yang tidak ada dan peralatan yang minim menjadi hal yang jamak saat itu. Kondisi yang tidak kondusif dan nama sekolah yang asing menjadi kartu mati bagi perkembangan sekolah. Maka tidak heran ketika menginjak usia 3 tahun tepatnya tahun 2017 sekolah ini mau ditutup. Bulan Januari 2018 saya menginjakkan kaki di sekolah ini. Berpindah dari sekolah yang besar dengan murid ribuan, saya dipromosikan menjadi kepala sekolah definitif pertama di SMKN Satu Atap Tuntang. Promosi ini menjadi anugerah bagi saya karena tiga tahun saya belajar banyak hal tentang manajemen mengelola sekolah, inilah saatnya mempraktekkan teori yang ada di buku.

Awal tahun 2018, untuk dikenal masyarakat saja susah apalagi menyamakan mutu dengan sekolah lain yang sudah mapan. Kondisi sekolah yang tidak dikenal, murid yang sedikit, keuangan sekolah yang minus dan seabrek masalah menghadang. Tapi inilah uniknya sebuah jabatan bagi kepala sekolah yang minim pengalaman. Saya harus jeli membaca peluang menciptakan Unique Selling Proposition (USP).

Penasaran ya bagaimana saya membangun fisik sekolah dan meningkatkan jumlah siswa 100% hanya dalam waktu dua tahun? Bagaimana saya membuat sekolah yang tidak dikenal menjadi jujugan studi banding sekolah lain? Tunggu tulisan lanjutan ya …

TINGGALKAN KOMENTAR

Tefa Prodi TKJ

Majalah SMKN 1 Tuntang

Data Sekolah

SMKN 1 Tuntang

NPSN : 6990563

Jl. Mertokusumo Candirejo Tuntang Kabupaten Semarang
KEC. Tuntang
KAB. Semarang
PROV. Jawa Tengah
KODE POS 50773
TELEPON 085641080982
FAX 0723-1234567
EMAIL smkn1tuntang@gmail.com

Novel Karya Siswa

Toilet SMKN 1 Tuntang

Tefa Prodi Tata Busana

Laboratorium Komputer

Kalender

Februari 2025
S S R K J S M
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
2425262728