Januari bisa jadi bulan yang istimewa bagi saya. Masih terekam dalam memori penempatan saya sebagai kepala sekolah juga di bulan januari. Tepatnya Januari 2018. Dan bulan ini berarti tepat dua tahun saya menjadi nakoda di SMKN 1 Tuntang setelah serah terima jabatan yang luar biasa. Kok bisa luar biasa? Karena bayangan awal saya jadi kepala sekolah itu enak dan beruang ternyata berbanding terbalik dengan kondisi nyata di lapangan. Mengawali tugas jadi manager tanpa uang sepeserpun bahkan diberi tanggung jawab menyelesaikan utang. Apa tidak stress itu?
Januari 2020 kondisi yang sama terulang. Cuma bedanya tidak punya uang tanpa utang. Pembangunan fisik sekolah meliputi Ruang Praktik Siswa, Ruang Kelas Baru, Perpustakaan dan Kamar mandi menyedot dana sekolah yang luar biasa besar. Akibatnya dana sekolah di awal tahun 2020 habis, sementara pemasukan dari dana BOS dan BOP menunggu transisi anggaran. Sudah tentu stress melanda. Dan ini perlu dikelola dengan baik. Bagaimana caranya? Silahkan baca catatan CEO SMKN 1 Tuntang.
Hasibuan mengatakan stres merupakan reaksi fisik terhadap permasalahan kehidupan yang dialaminya dan apabila fungsi organ tubuh sampai terganggu dinamakan distress. Sementara stres adalah suatu kondisi dinamik yang didalamnya seorang individu di konfrontasikan dengan suatu peluang, kendala, atau tuntutan yang dikaitkan dengan apa yang ingin dicapai. Ini kata Robbins.
Stress ditempat kerja adalah hal yang biasa. Dalam kehidupan modern yang semakin kompleks, manusia akan cenderung mengalami stres apabila ia kurang mampu mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan yang ada, baik kenyataan yang ada di dalam maupun di luar dirinya. Segala macam bentuk stres pada dasarnya disebabkan oleh kekurangmengertian manusia akan keterbatasan-keterbatasannya sendiri. Ketidakmampuan untuk melawan keterbatasan inilah yang akan menimbulkan frustasi, konflik, gelisah, dan rasa bersalah yang merupakan tipe-tipe dasar stres.
Stress dibedakan menjadi dua yaitu yang pertama stres yang merugikan dan merusak yang disebut distress, dan yang kedua stres yang positif dan menguntungkan, yang disebut eustres. Mengutip pendapat Tanumidjojo setiap individu mempunyai reaksi yang berbeda terhadap jenis stres, dalam kenyataannya stres menyebabkan sebagian individu menjadi putus asa tetapi bagi individu lain justru dapat menjadi dorongan baginya untuk lebih baik.
Lalu apakah stres harus dihindari? Tentu tidak. Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadapi tanpa memperoleh dampaknya yang negatif. Langkah ini dinamakan manajemen stres. Manajemen stres lebih daripada sekedar mengatasi, yakni belajar menanggulangi secara adaptif dan efektif. Hampir sama pentingnya untuk mengetahui apa yang tidak boleh dilakukan dan apa yang harus dicoba. Sebagian para pengidap stres ditempat kerja akibat persaingan, sering melampiaskan dengan cara bekerja lebih keras yang berlebihan. Ini bukanlah cara efektif yang bahkan tidak menghasilkan apa-apa untuk memecahkan sebab dari stress, justru akan menambah masalah lebih jauh.
Ada dua pendekatan dalam mengelola stres, yaitu yang pertama pendekatan individu meliputi pengelolaan waktu, latihan fisik, latihan relaksasi dan dukungan sosial. Yang kedua pendekatan organisasional yaitu penempatan personal, penetapan tujuan, redesain pekerjaan, pengambilan keputusan partisipatif, komunikasi organisasional dan program kesejahteraan.
Sebagai kepala sekolah agar pekerjaan tetap lancar, ada tips yang saya kutip Mulyasa. Tips yang pertama adalah Mengelola Waktu. Waktu bagi kepala sekolah itu jarang dipakai untuknya sendiri, ia harus mampu berbagi waktu dengan peserta didik, tokoh masyarakat, dinas pendidikan, organisasi profesi, dan lembaga swadaya masyarakat. Kepala sekolah harus mampu mengelola waktu dengan baik. Tips yang kedua adalah mengembangkan energi. Kepala sekolah harus tampil beda dan lebih energik dari para tenaga kependidikan yang lainnya, Karena kepala sekolah sebagai contoh, jika kepala sekolahnya punya semangat secara tidak langsung itu dapat memotivasi guru lain. Tips yang terakhir memecahkan masalah. Kepala sekolah harus tampil sebagai penyelesai masalah.
Permasalahan keuangan sekolah yang luar biasa saya hadapi dengan biasa-biasa saja, tetapi dengan program yang kreatif dan inovatif. Masalah sekolah kami bisa jadi dialami oleh sekolah-sekolah kecil lainnya. Kuncinya adalah penghematan luar biasa di pengeluaran dan pencarian sumber-sumber pemasukan baru bagi sekolah. Apa yang bisa dilakukan? Bagi kami solusinya adalah mengembangkan wirausaha sekolah. Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Soliditas warga sekolah menjadi energi pendorong yang bagus untuk menghadapi masalah.
1 komentar
Fitriyani, Selasa, 21 Jan 2020
Bisa share pak, apa saja usaha sekolah yang di jalankan SMKN Tuntang.