Penyiapan calon kepala sekolah melalui prosedur yang panjang. Mulai dari Seleksi Substansial, diklat, magang dan diakhiri dengan pantukir untuk menentukan lolos atau tidak. Tahapan itu semua harus dilalui oleh guru untuk menjadi calon kepala sekolah.
Permasalahan yang kemudian muncul adalah tahapan yang dilalui tidak serta merta menjadi jaminan calon kepala sekolah langsung bisa tune in dalam mengelola sekolah yang dipimpinnya.
Permasalahan di lapangan tidak sesederhana materi yang diajari dalam diklat. Untuk itu saya mengapresiasi teman-teman CKS SD dan SMP mengundang saya berdiskusi strategi mengembangkan sekolah.
Sabtu, 30 Oktober 2021, Kepala SMKN 1 Tuntang, Bapak Ardan Sirodjudein meluncur ke Kabupaten Klaten atas undangan teman-teman Calon Kepala Sekolah yang sedang melaksanakan magang.
Dengan senang hati Kepala SMKN 1 Tentang berbagi strategi membangun SMKN 1 Tuntang. Sebuah sekolah yang nyaris ditutup karena memiliki segudang masalah, perlahan dibangun menjadi sekolah yang terus berkembang. Dari sekolah yang tidak dikenal menjadi sekolah tempat kunjungan sekolah lain.
Pengalaman nyata di lapangan ini akan memperkuat kesiapan calon kepala sekolah ketika diberikan penempatan. Selain materi diklat yang sedang dijalani saat ini melalui In – On – In.
Bapak dan Ibu Calon Kepala Sekolah yang ingin berdiskusi silahkan kontak saya lewat WA atau langsung berkunjung ke SMKN 1 Tuntang. Kami siap berbagi.
Penulis : Nurul Rahmawati, guru SMKN 1 Tuntang.
1 komentar
Teguh Gw, Senin, 1 Nov 2021
Para CKS di Klaten itu reflektif. Mereka sadar, yang didapat di diklat lebih dominan bekal semu. Beruntung, mereka menemukan mentor yang seorang praktisi namun juga pakar.
Salut, Pak CEO Ardan. Semoga terus diberi kekuatan dan kesehatan agar bisa menebar manfaat lebih banyak dan lebih luas.