
Sebelum tahun 2018, SMKN 1 Tuntang bisa jadi sekolah antah berantah yang tidak dikenal oleh masyarakat. Termasuk saya sendiri ketika pembaca SK Kepala Sekolah di Ghardika Bhakti Praja menyebutkan nama KS dengan penempatannya, otak langsung berpikir lokasi sekolah ini ada dimana. Begitu juga ketika beberapa kolega menyalami sambil bertanya sudah pernah kesana, dengan lemah saya menggeleng karena memang tidak pernah mendengar nama sekolah ini.
Waktu berjalan dan sekolah ini tetap eksis sampai sekarang. Progres sekolah dikenal masyarakat dalam trend positif. Ibarat kita jualan, brand sekolah mulai naik perlahan. Tidak sekedar menjual nama tetapi juga menjual produk atau isi di dalamnya. Pembenahan ini tidak lain karena warga sekolah tahu diri dengan kelemahan yang ada. Tim Pengembang Sekolah jujur dalam mengisi SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal). Ada cerita menarik ketika Kami menginput SPMI di tahun 2018 karena margin raport mutu terlalu lebar antara 2017 dengan 2018. Bukan naik tetapi terjun bebas.
SPMI SMKN 1 Tuntang sebagai dasar penyusunan program sekolah diinput oleh warga sekolah dan divalidasi oleh TPS. Selanjutnya dipetakan kelebihan dan kelemahan untuk dibuat menjadi rekomendasi. Hasil rekomendasi ini dikumpulkan untuk dibuat skala prioritas. Inilah dasar kami membuat program kerja.
Sejak bulan Januari kemarin Kami berjibaku menyusun program kerja yang kemudian disinkronkan dengan pendapatan sekolah. Maka lahirlah RKAS yang selesai kemarin diverifikasi oleh pengawas. Satu pekerjaan selesai untuk menatap pekerjaan selanjutnya. Ada yang berminat diskusi?
Tuntang, 19 Maret 2021
1 komentar
Jaenur, Sabtu, 20 Mar 2021
Mantap…
Tetap semangat
Salam sehat dan sukses…