Saya cukup familiar dengan sekolah ini karena sekolah ini memberi saya beberapa kesempatan untuk berbagi. Sekolah yang asri dengan pepohonan menjulang tinggi bernama SMPN 26 Semarang. Jika Anda dari Kota Semarang hendak ke daerah Pudak Payung akan melewati sekolah ini. Tepatnya beralamat di jalan Mpu Sendok II, Pudakpayung, Kec. Banyumanik, Kota Semarang.
Saya meminta maaf kepada keluarga besar SMPN 26 Semarang karena baru hari ini menyempatkan untuk menulis laporan kegiatan. Tanggal 12 dan 19 Nopember 2021 saya didaulat Ibu kepala sekolah untuk belajar bareng dengan teman-teman materi Blended Learning. Metode belajar yang sudah dilakukan oleh SMKN 1 Tuntang sejak tahun 2018. Bukan karena sok-sokan ngeblended tetapi karena keadaan memaksa dilakukan model belajar itu. Kondisi ruang kelas yang ruang menjadi pemicu pembelajaran dilakukan pagi dan siang.
Pandemi Covid 19 yang tidak terduga akan mewabah dunia memaksa sistem pembelajaran berubah. Penerapan protokol kesehatan dengan menggunakan masker dan menjaga jarak menyebabkan siswa yang belajar di sekolah dibatasi hanya separo. Inilah yang kemudian memunculkan konsep pembelajaran separo siswa di sekolah dan separo lagi di rumah.
Dwiyogo (2012) menguraikan arti blended learning yaitu suatu model pembelajaran yang menggabungkan tatap muka dengan pembelajaran berbasis teknologi yang mana dapat diakses secara online maupun offline. Pengertian yang hampir sama dijelaskan oleh Graham (2005) dimana blended learning secara sederhana merupakan pembelajaran yang mengkombinasikan antara pembelajaran online dengan pembelajaran secara langsung yakni tatap muka atau face-to-face.
Selama dua kali pertemuan workshop berjalan lancar dengan mengkombinasikan paparan, diskusi dan praktek. Terima kasih untuk teman-teman SMPN 26 Semarang atas semangat dan motivasinya untuk memberikan layanan terbaik walau dalam kondisi masih pandemi.