
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Bismillahirrahmanirrahim. Good day good readers. Alhamdulillah pagi ini kita bertemu kembali dengan hari Senin, 18 Januari 2021 yang hangat. Seperti biasa, sebelum bekerja kami pagi hari dengan ibadah salat sunnah dhuha dan tadarus Al Qur’an, juz 5 surat An Nisa. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan kultum yang disampaikan oleh Ibu Nurul Rahmawati E., M.Pd.
Kultum yang disampaikan berjudul Musibah Pacaran. Musibah pacaran yang disampaikan ada 4, yang pertama adalah orang yang pacaran itu hatinya hanya ingat kepada orang yang disukai. Sehingga yang terjadi dia lalai berdzikir kepada Allah. Orang yang jatuh cinta kepada lawan jenis, ia akan berpaling dari berdzikir kepada Allah, merasa lebih nikmat mengingat si dia yang ia cintai. Kedua, dia akan terjatuh pada perbuatan zina. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Telah ditentukan atas anak Adam (manusia) bagian zinanya yang tidak dapat dihindarinya : Zina kedua mata adalah melihat, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan adalah berbicara, zina tangan adalah dengan meraba atau memegang (wanita yang bukan mahram, pen.), zina kaki adalah melangkah, dan zina hati adalah menginginkan dan berangan-angan, lalu semua itu dibenarkan (direalisasikan) atau didustakan (tidak direalisasikan) oleh kemaluannya” (HR Bukhari-Muslim).
Ketiga, menyebabkan jatuh kepada larangan-larangan syariat. Larangan tersebut antara lain: berdua-duaan dengan yang bukan mahram, berpegangan dengan non mahram dan mendekati zina. Keempat, ketika sudah cinta, batinnya tersiksa. Ketika mereka jauh tersiksa rasa rindu dan ketika dekat khawatir berpisah, ada rasa cemburu, buruk sangka sehingga hatinya tersiksa karena cinta kepada orang yang tidak berhak dicintai. Orang pacaran tidak peduli batasan Allah karena mengedepankan syahwatnya bukan panggilan Allah dan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Orang berpacaran seakan tidak percaya takdir, karena jodoh sudah ditakdirkan. Sudah pacaran bertahun-tahun belum tentu jadi pasangannya. Memang bertawakkal itu perlu usaha, namun usaha-usaha yang dibolehkan syariat tentunya. Dan tidak ada pula istilah pacaran Islami, seolah-olah istilah dengan kata islami membuat suatu larangan menjadi boleh karena ada kata “Islami.” Yakinlah jodoh sudah ditentukan, kewajiban kita adalah taat, berdzikir, mendahulukan cinta kepada Allah. Pacaran itu belum tentu jodoh tapi sudah pasti dosa. Maka dari itu pembaca yang budiman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan pacaran sekarang juga. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT, aamiin ya rabbal alamin.
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
