ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Bismillahirrahmanirrahim. Bonjour good people. Alhamdulillah di Jumat pagi, 22 Januari 2021 yang segar ini kita masih diberi kesehatan untuk melakukan aktifitas tanpa suatu halangan apapun. Seperti hari-hari sebelumnya, sebelum bekerja kami awali hari dengan ibadah salat sunnah dhuha dan tadarus Al Qur’an. Kemudian dilanjutkan dengan kultum yang disampaikan oleh Ibu Astu Byakti, S.Pd.
Kultum yang disampaikan beliau berjudul Jangan Menikah Karena Sekedar Cinta. “Jika menikah hanya dilandasi oleh rasa saling mencintai, lalu di manakah kedudukan iman?” Begitulah pesan Al Imam Umar bin Khattab. Betapa banyak orang yang saling mencintai tapi pernikahan mereka justru tidak baraqah. Bahkan berakhir dengan cekcok maupun perceraian. Karena iman, Rasulullah sabar ketika di rumahnya hanya tersedia cuka lalu memakannya. Karena iman, Ali bin Abi Thalib sabar menjadi kuli menimba air dengan upah segenggam kurma. Karena iman, Fatima Az Zahra sabar menggiling gandum hingga tangannya melepuh.
Pernikahan tak selalu seindah drama korea. Tetapi akan banyak cobaan dan ujian. Rasa cinta kadang tak bisa ikut berperang, hanya iman yang kuat dengan pedang kesabaran di kala susah. Serta senjata syukur di kala senang, yang mampu menghadapi bala ujian dan cobaan. Oleh karena itu, wahai pembaca yang budiman, boleh saja menikah karena saling mencintai. Namun pastikan perasaan itu hanya menjadi ‘makmum’ dan imanlah yang harus menjadi ‘imam’nya. Pahamilah bahwa tak semua cinta itu melahirkan iman, tapi semua iman in sya Allah akan melahirkan cinta. Wallahu a’lam bish-shawabi.
Good people, itulah kultum untuk akhir pekan ini. Semoga pembaca yang budiman dapat mengamalkan ilmu yang telah disampaikan. Sehingga, kita semua akan senantiasa menjadi umat terbaik di hadapan Allah SWT, aamiin ya rabbal alamin.
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ