ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Bismillahirrahmanirrahim. Bonjour happy readers. Alhamdulillah bertemu lagi di hari Selasa, 16 Februari 2021 yang cerah ini tanpa suatu tanpa suatu halangan apapun untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Sebelum bekerja mengawal PJJ kami awali hari dengan ibadah salat sunnah dhuha dan tadarus Al Qur’an. Kemudian dilanjutkan dengan kultum yang disampaikan oleh Ibu Anggita Fortuna, S.Pd.
Kultum yang disampaikan berjudul Memaafkan itu Indah. Pembaca yang budiman, sebagai manusia kita pasti pernah berbuat kesalahan, kekhilafan dan kealfaan. Tetapi perlu diingat bahwa Allah Swt menjelaskan dalam firman-Nya, yaitu salah satu ciri orang yang bertaqwa adalah memaafkan kesalahan orang lain. walaupun dalam prakteknya, memaafkan adalah hal yang bisa saja sangat sulit. Seperti kisah Abu Bakar As-Shiddiq yang pada suatu hari bersumpah untuk tidak lagi membantu Misthah bin Atsatsah, salah seorang kerabatnya. Karena Misthah bin Atsatsah telah ikut menyebarkan berita bohong tentang putri beliau yaitu Siti Aisyah. Tetapi Allah Swt melarang sikap Abu Bakar tersebut, sehingga turunlah ayat ke-22 dari surah An-Nur.
“Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka tidak akan mem beri (bantuan) kepada kaum kerabat (nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah. Hendaklah mereka memaafkan dan berla pang dada. Apakah ka mu tidak ingin agar Allah meng ampunimu? Sesungguhnya, Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An-Nur: 22)
Ayat ini mengajarkan kepada kita agar melakukan sebuah hal mulia kepada orang yang pernah berbuat dosa kepada diri kita, yaitu memaafkan. Sebuah kemaafan masih belum sempurna ketika masih tersisa ganjalan, apalagi dendam yang membara di dalam hati kita. Allah Azza wa Jalla berfirman: “Ialah orang yang apabila berkuasa (menguasai musuhnya) dapat segera memaafkan.” Dari hadis itu, Allah menjelaskan bahwa hamba yang mulia di sisi Allah adalah mereka yang berhati mulia, bersikap lembut, mempunyai toleransi tinggi dan bertolak ansur terhadap musuh. Dia tidak bertindak membalas dendam atau sakit hati terhadap orang yang memusuhinya, walaupun telah ditawannya, melainkan memaafkannya karena Allah semata-mata. Orang yang seperti inilah yang dikenali berhati emas, terpuji kedudukannya di sisi Allah. Memaafkan lawan di mana kita berada dalam kemenangan, kita berkuasa, tetapi tidak dapat bertindak sekehendak hati. Inilah sifat mulia dan terpuji.
Dengan membaca kultum hari ini, somoga pembaca yang budiman sekalian bisa menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Walaupun memaafkan itu bukan perkara yang mudah, tetapi tidak mustahil untuk dilakukan. Semoga kita semua bisa menjadi hamba Allah Swt yang tidak lepas dari amalan sholeh. Aamiin ya rabbal alamin.
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ