ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Bismillaahirrahmaanirrahiim. Happy Monday smart people? Semoga kita semua selalu dalam keadaan sehat wal afiat. Alhamdulillah kita bisa bertemu di bulan yang baru Senin, 1 Maret 2021 yang begitu hangat dan cerah, tanpa suatu tanpa suatu halangan apapun untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Kami mengawali kegiatan sebelum PJJ dengan sholat dhuha, dilanjutkan membaca Al Qur’an. Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan kultum yang disampaikan oleh Ibu Sari Rahayu, staff SMKN 1 Tuntang.
Kultum yang dibawakan berjudul Satu Tamparan Menjawab 3 Pertanyaan. Pada suatu ketika ada seorang santri yang memutuskan untuk menimba ilmu agama keluar negeri. Sesudah ia merasa cukup dengan ilmu yang di milikinya, ia kembali pulang pada keluarga dan negaranya. Sesampainya di rumah ia bertanya kepada keluarganya di kampung adakah ulama yang luas ilmunya, karena ia mempunyai beberapa pertanyaan yang saat ini selalu saja menghantui pikirannya. Keluarganya mengatakan, bahwa ada seorang ulama saleh dan memiliki ilmu agama yang mumpuni yang bisa menjawab pertanyaannya. Ia pun bergegas menuju rumah ulama tersebut. Sesampainya di sana ia lalu berdialog dengan ulama itu.
Singkat cerita si santri tersebut bertanya kepada ulama, “Saya mempunyai 3 pertanyaan. Pertama, apakah Allah memang benar ada? Kalau memang ada, apa bukti dan bagaimana bentuknya? Kedua, apakah yang dimaksud dengan qadha dan apa yang dimaksud dengan qadar? Ketiga, apabila menurut Islam setan itu diciptakan dari api neraka, kenapa kalau ia musyrik dan bermaksiat kepada Allah mereka akan dibakar di dalam api neraka juga? Bukan kah secara rasional mereka akan menyatu dengan api itu?”
Mendengar pertanyaan pertanyaan santri itu, sang ulama bukannya menjawab dengan kata kata, ia justru menampar muka santri itu sekeras kerasnya. Tidak menduga mendapatkan tamparan sekeras itu, sang santri terkesiap kaget. Ia mengaduh kesakitan sambil memegang pipinya ia bertanya. “Kenapa anda menampar saya, apakah anda marah dengan pertanyaan saya?”
“Saya tidak marah. Tamparan itu adalah jawaban untuk tiga pertanyaan yang kamu ajukan tadi,” jawab sang ulama tenang.
“Maksud anda? Tanya si santri.
“Apa yang kamu rasakan ketika kamu mendapatkan tamparan tadi? Tentu saja sakitkan? Apakah anda yakin rasa sakit itu benar benar ada? Tentu saja ada. Kalau anda yakin rasa sakit itu ada, bisakah anda menunjukan kepada saya? Seperti apa bentuk rasa sakit itu?”
“Tentu saya tidak bisa melihat rasa sakit itu.”
“Nah itu adalah jawaban untuk pertayaan kamu yang pertama. Artinya kita harus merasa yakin dengan keberadaan Allah, meskipun kita tidak mampu melihatnya.” Sesudah menjelaskan mengenai pertanyaan pertama tadi, ulama itu kembali bertanya. “Apakah kamu pernah bermimpi sebelumnya bahwa saya akan menampar mu? Tidak. Itu adalah jawaban kedua bahwa qada dan qadar itu rahasia Allah. Sang ulama meneruskan lagi, “Kamu mengatakan bahwa tamparan saya membuat pipimu sakit. Lihatlah kedua tangan ini terbuat dari apakah gerangan, kenapa bisa membuat pipi mu sakit,” dari tanah jawab santri itu sambil terlihat kebingungan. “Muka mu sendiri diciptakan dari apa? Sama, dari tanah juga lalu apa yang kamu rasakan ketika kedua tangan saya yang terbuat dari tanah menampar muka mu yang juga terbuat dari tanah? Terasa sakit. Tepat sekali, walaupun setan tercipta dari api dan neraka adalah api, apabila Allah berkehendak maka api neraka akan terasa panas dan membakar setan. Alhasil, jangan lah semua masalah keagaaman anda pahami hanya dengan memakai rasio. Karna rasio mempunyai batas batas yang dalam banyak hal tidak bisa memahami rahasia rahasia Allah. Maha benar Allah dengan segala firmannya.
Pembaca yang budiman, itulah kisah untuk kultum hari ini. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari setiap kisah yang disampaikan. Aamiin ya rabbal alamin.
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ