Kemajuan jaman membuat manusia memiliki kebebasan baik perpendapat, bersikap dan bertingkah laku. Informasi, tindakan atau paham yang bersumber dari media tidak dapat dihindari lagi, Baik yang bersifat postif maupun negatif. Saat ini bukan jamanya menyalahkan suatu budaya, kebiasaan atau bahasa pihak lain. Manusia diperhadapkan pada hak pribadi untuk menentukan pilihan akan mengkonsumsi apa, hidup dalam lingkungan seperti apa dan memilih gaya hidup yang bagaimana?. Manusia semakin diberikan kebebasan untuk mengambil keputusan tentang kehidupanya.
Hidup bebas adalah hal yang didambakan manusia sejak jaman dahulu. Menurut Cavan (1962) Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship).Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi,sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini. Pergaulan bebas juga dapat didefinisikan sebagai melencengnya pergaulan seseorangdaripergaulanyangbenar,pergaulan bebas diidentikan sebagai bentuk dari pergaulan luar batas atau bisa juga disebut pergaulan liar.
Hak asasi manusia yang diikat oleh aturan dan norma, saat ini mulai dicari celah agar manusia kembali pada hakekat keinginanya, yaitu bebas. Lalu bagaimana generasi saat ini menanggapi hal kebebasan tersebut?Remaja saat ini menyatakan bebas apabila dapat menggunakan waktu sesuka hatinya, misalnya menghabiskan waktu bermain game online, berselancar di sosial media,hang out kesuatu tempat, dan lain-lain.Apabila masih dalam komando norma dan aturan itu masih bisa ditoleransi. Namun bagaimana jika remaja mengambil keputusan hidup bebas dengan menggunakn narkoba, bergaul dengan kriminalits, kecanduan game sampai lupa waktu, kecanduan sex dan hal yang berbahaya lain? Disinilah remaja harus mendapatkan pertolongan. Yang dapat menolong adalah pribadi remaja tersebut dan lingkungn sekitar.,terutama keluarga.
Menjalin komunikasi dengan orang terdekat disekitar kita adalah tindakan yang tepat. Memlih teman yang mendukung kearah hal-hal positif akan membawa dampak yang baik. Bukan berarti remaja pilih-pilih teman, namun dengan siapa remaja bergaul maka akan terjadi interaksi saling mempengaruhi. Ada istilah “Pergaulan yang buruk akan merusak kebiasaan yang baik”. Jika seorang remaj bergaul terus menerus dengan seorang yang terbiasa berbicara kotor, maka tidak menuggu lama akan terbiasa sehingga latah untuk ikut mengucakan kata kotor tersebut. Demikian pula apabila seseorang bergaul dengan orang yang semangat bekerja, maka akan menjadi sungkan jika tidak menjadi bersemangat.
Betapa pentingnya selektif dalam bergaul. Karena apapun yang terjadi dalam kehidupan setiap individu,wajiblah ia bertanggung jawab. Bukan orng lain, teman atu keluarga. Manusia diciptakan dengn akalbudi, pikirn dan perasaan yang istimewa. Manusia dapat menimbang baik-buruknya, seba-akibatnya sebelum ia bertindak. Maka alangkah bijaknya apabila memulai dengan memilih lingkungan yang membawa dampak positif. Mengindari lingkungan yang negatif merupakan solusi yang tepat untuk meminimalisir resiko yang merugikan.
Penulis : Naumi Ambarwati, S.Th, Guru SMKN 1 Tuntang
Editor : Nurul Rahmawati, M.Pd, Guru SMKN 1 Tuntang