Pendidikan karakter merupakan suatu pola pendidikan yang menekankan pendidikan yang berorientasikan pada pembentukan karakter peserta didik, pendidikan karakter sendiri menjadi pembaruan dari sistem pendidikan sebelumnya yang agak dominan menekankan penilaian pada kemampuan kognitif anak, sehingga dimensi lain seperti aspek psikomotor dan afektif tidak terlalu dilibatkan dalam memberikan penilaian pada siswa.
Berangkat dari kondisi output pendidikan yang sebagian memang memiliki intelegensi tinggi namun dalam hal kecakapan dalam bersikap dan keterampilan yang masih perlu ditingkatkan, maka konsep pendidikan karakter diharapkan menjadi solusi untuk melahirkan generasi yang unggul dalam berbagai hal guna melahirkan generasi emas indonesia.
Gerakan penguatan pendidikan karakter diharapkan menjadi fondasi dan ruh utama pendidikan, pendidikan karakter diharapkan mampu membangun manusia yang cakap dalam akhlak, cerdas dalam berpikir dan terampil. Pendidikan karakter sendiri memiliki beberapa dimensi yang yang saling berkaitan satu sama lain. Berikut beberapa dimensi-dimensi dari pendidikan karakter antara lain yang pertama Dimensi Etik (Olah Hati). Dalam dimensi ini siswa diharapkan menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa, sehingga sangat jelas proses/prosedurnya yakni dengan banyak mendidik dan mengajar anak/siswa/peserta didik untuk belajar dan memahami ilmu agama.
Ilmu agama merupakan fondasi utama yang bisa membentuk karakter siswa untuk menjadi pribadi yang berakhlak mulia. Generasi yang memiliki akhlak mulia bisa menjadi recovery dalam masyarakat dalam menghadirkan suasana masyarkata yang santun dan peduli.
Kedua Dimensi Literasi (Olah Pikiran). Dalam dimensi ini siswa didorong untuk menjadi manusia yang cerdas dan menjadi individu yang unggul dalam bidang akademis sebagai hasil pembelajaran yang bisa digunakan sebagai pembelajaran sepanjang hayat. Dimensi literasi/olah pikiran diharapkan bisa men grow-up semangat dan motivasi siswa untuk menjadi pembelajar yang serius dan bersungguh-sungguh dalam mengejar mimpi dan cita-citanya agar kelak bisa menjadi pribadi yang sukses dan bermanfaat bagi orang lain.
Ketiga Dimensi Estetik (Olah Rasa). Dimensi estetik berorientasikan dalam mendidik siswa menjadi manusia yang memiliki integritas moral, rasa berkesenian dan berkebudayaan. Melalui dimensi ini siswa akan belajar menemukan sisi estetik dalam dirinya baik yang berkaitan dalam bidang seni, kebudayaan dan moral.
Keempat Dimensi Kinestetik (Olahraga). Dimensi kinestetik menekankan pada pembentukan individu yang sehat dan mampu berparisipasi aktif sebagai warga negara. Dan hal tersebut bisa terwujud secara maksimal jika peserta didik memiliki raga yang sehat.
Demikianlah empat dimensi pendidikan karakter yang diharapkan bisa menjadi instrumen dalam melahirkan generasi bangsa yang cerdas berkarakter.
Penulis : Aristiani, S.Pd, Guru SMKN 1 Tuntang
Editor : Nurul Rahmawati, M.Pd, Guru SMKN 1 Tuntang