Puji memeluk erat dokter Erika, Dokter yang memimpin operasi Laksmana hari itu. Dokter Erika pun memeluk erat Puji seakan juga merasakan keharuannya sebagai seorang ibu. Sementara sang suami berdiri di samping Laksmana.
Sambil menunggu Laksmana siuman, para dokter berbincang dengan Puji dan suaminya.Laksmana mengigau, tersadar. Memannggil nama ibunya.
“Ibu, ibu…” begitu keras teriakan Laksmana. “Iya sayang, ibu di sini,” peluk Puji.
“Sakit Bu, kakiku jangan diikat seperti ini, kakiku sakit,” sambil berusaha berontak Laksaman terus menjerit-jerit.
Beberapa dokter berusaha menenangkan Laksmana dengan memegangi kedua kaki Laksmana yang masih terikat erat dengan bed.
“Tenanglah sayang, Alhamdulillah kamu sudah sembuh. Jangan menangis ya, ayo ikuti ibu kita baca istighfar dan sholawat, “ bujuk Puji untuk menenangkan Laksmana.
Laksmana mengangguk. Meski pelah dan kadang berontak berusaha melepaskan kakinya, Laksmana mengikuti ibunya membaca istighfardan sholawat. Alhamduillah setelah 30 menit kondisi Laksmana membaik dan tenang akhitnya Laksmana dipindah ke ruang HDC.
“Ibu, aku pengin makan,” kata Laksmana setiba di ruang HDC. Perawat yang ada di sampingnya menggodanya.
“Lapar ya, tapi nggak boleh makan dulu ya. Minum boleh tapi sedikit. Nanti ya setelah beberapa saat kamu baru boleh makan ya. Ingat kakinya nggak boleh gerak selama 6 jam ya. Emang kamu pengin makanapa Laks?” tanya perawat.
“Reachese Factori,” jawab Laksmana.
“Wiiihhh, selera kamu hebat juga ya, mau juga dong,” kata perawat menghibur. “Boleh Bu ?” tanya Puji pada perawat.
“Boleh Bu, tapi makannya nanti ya setelah 3 jam dan kondisi Laksmana baik, artinya tidak muntah,” jawab perawat. “Laksmna selamat ya, kamu sudah sembuh, tinggal perawatan saja. Ingat untu saat ini kaki kananmu nggak boleh digerakkan selama 6 jam ya,” pesan perawat sebelum meninggalkan ruang HDC.
Puji segera memesan makanan request putranya melalui gofood. Taka da 30 menit, pesanan datang. Setelah kondisi laksmana stabil, akhirnya dihabiskan satu porsi makan tersebut. Perawa yang kebetulan baru saja mengecek kondisi Laksmana hanya tertawa melihat tingkah Laksmana yang lucu.
“Pastas saja badanmu gendut Laks, habis operasi langsung santap satu porsi. Alhamdulillah kamu akan segera sehat,” kata perawat sambil mengacungkan jemol pada Laksmana.
Malam harinya dokter mengontrol kondisi Laksmana. Alhamdulilah semua baik dan normal tidak terdaji perdarahan dan hal lain. Di ruang HDC itu mereka berkenalan dengan seorang anak piatu yang hidup dengan kakek neneknya yang kondisinya sangat memprihatinkan. Mereka akhirnya bersahabat dan menjadi saudara. Bahkan mereka pulang di hari yang sama dan direncanakan untuk kontrol di hari yang sama.
Akhirnya setelah perjuangan yang begitu panjang disertai dengan doa, akhirnya kondisi jantung Laksmana stabil. Harapan kembali hidup normal terhampar sudah. Alhamdulillah. Matahari pasti akan bersinar setelah malam usai. Sakit datang dari Allah dan dari Allah lah obat itu datang. Allah adalah sebaik-baiknya penolong. Yang menyertai kesulitan adalah kemudahan dan Allah bersama orang- orang yang sabar.
Penulis : Puji Prasetyowati