SEKILAS INFO
: - Selasa, 24-06-2025
  • 1 tahun yang lalu /
  • 1 tahun yang lalu / DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 78 MERDEKA NEGERI KU MERDEKA BANGSA KU
  • 3 tahun yang lalu / SMK Negeri Satu Atap Tuntang membuka pendaftaran penerimaan anggota OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) tahun pelajaran 2022/2023, bagi peserta didik yang masih aktif bersekolah di SMKN Satu Atap Tuntang. Pendaftaran ini dilakukan melalui tautan Google Form yang dibagikan melalui grup WhatsApp kelas, oleh masing-masing wali kelas. Melalui tautan yang telah dibagikan, peserta didik harus mengisi...
Cerpen Menanti Matahari Seri 2

Tak lama kemudian suami dan putrinya menyusul. Tampak mereka berdua kelelahan membawa beberapa barang. Puji memeluk putrinya. Sementara dipegangnya tangan suami untuk menguatkan hatinya. Kembali mereka larut dalam duka, was-was menunggu dokter keluar.

“Keluarga Laksmana,” Dokter memanggil.

“Ya, Dok,” jawab Puji.

“Ibu sama Bapak silahkan masuk ke ruang ya,”kata dokter kemudian.

Putri kecilnya merengek, ingin ikut masuk, tetapi karena tidak diperbolehkan maka akhirnya Sinta, putri kecilnya dititipkan pada salah satu ibu yang juga menunggu di situ. Puji dan suaminya masuk mengikuti dokter. Hampir 30 menit mereka menerima penjelasan tentang kondisi Laksmana.

“Ibu, Bapak, sakit yang diderita Laksmana termasuk langka. Laksmana mengalami gangguan aritmia jantung. Kalau diibaratkan kasusnya 1000 banding satu. Saat ini di Indonesia hanya ada dua rumah sakit yang bias menangani yaitu RS Sardjito dan RS Harapan Kita. Tapi meski begitu, Bapak Ibu tidak perlua berkecil hati, meski langka namun jika penanganannya tepat, insyaAllah putra Bapak Ibu akan sembuh, “ kata Dokter menjelaskan.

Puji hanya mengangguk. Tak ada kata yang bisa keluar dari bibirnya. Dia menggemgam erat tangan suaminya. Suaminya memeluknya member kekuatannya. Setelah penjelasan Dokter selesai, mereka keluar dari ruang itu. Langkahnya gontai dadanya sesak. Pasrah, hanya kepada Allah semua diserahkan.

Karena kondisi Laksmana yang masih anak-anak, secara bergantian mereka diberi kesempatan untuk melihat kondisi Laksmana di ruang PICU. Tak tega melihat putranya tergolek lemas dengan berbagai alat yang terpasang di tubuhnya. Puji dan suami sedikit lega, karena mereka masih diperbolehkan menunggu Laksmana di ruang tersebut jika memang kondisinya sangat dibutuhkan.

Hari kedua di ruang PICU, saat Puji menunggu Laksmana dengan melantunkan ayat-ayat AlQuran dari Kitab yang dibawanya. Beberapa dokter yang dipinpin oleh Dokter Erika, mengambil beberapa tindakan untuk Laksmana. Beberapa alternatif dicoba tim dokter termasuk memberikan obat khusus yang didatangkan dari Cina. Namun belum membuahkan hasil. Tusukan-tusukan jarum sebanyak 32 kali membuat Laksmana mengerang kesakitan. Puji tidak tahan dan meminta dokter untuk menghentikan sementara.

“Ibu, sakit, sakit Bu,”kata Laksmana sambil menangis seakan ingin berontak.

“Tenang ya saying, ibu selalu berdoa untukmu. Kamu ingin sembuh kan?” bujuk Puji.

“Beberapa dokter juga berusaha membujuk Laksmana dengan cerita-cerita lucu. Namun Laksmana tetap mengeluh kesakitan.

“Dok, saya mohon hentikan dulu, kasihan Laksmana,” pinta Puji sambil menangis.

Tim dokter berhenti sesaat. Terdengarlah sayub suara adzan ashar berkumandang. Setelah suara adzan tak terdengar dilanjutkan tindakan tersebut. Alhamdulillah tidak ada lima menit, akhirnya tindakan dokter berhasil. Sungguh sebuah keajaiban. Kembali Allah menunjukkan kuasaNya. Sujud syukur dilakukan Puji di hadapan para dokter. Tim dokter terlihat sangat lega.Melihat kondisi Laksmana mulai stabil, tim dokter meninggalkan ruang tersebut. Kembali dipeluk dan diciumi putranya.

“Ibu, bacakan aku al Quran ya,” pinta Laksmana.

Puji mengangguk dan segera dibacanya kitab yang selalu dibawanya sejak Laksmana di ICU Salatiga. Dengan suara yang   tersendat-sendat karena Puji masih menangis bercampur rasa menjadi satu, Puji terus membaca Al Quran untuk putranya.

“Ibu, jangan menangis, aku nggak papa,” kata Laksmana.

Puji mengangguk. Puji berusaha untuk kuat dan tidak menangis menuruti permintaan putranya. Setelah setengah jam, Laksmana tertidur. Terlihat sangat tenang dan nyenyak. Alhamdulillah. Puji keluar ruang PICU menemui suami dan putrinya. Diceritakan semua yang terjadi di dalam ruang tersebut. Mereka merasakan kegembiraan yang luar biasa karena putranya sudah melewati masa kritisnya.

Pada hari keempat Laksmana sudah diperbolehkan keluar dari PICU dan dirawat di bangsal perawatan. Seperti anak yang tidak sakit, Laksmana begitu ceria, meski dia masih tampak lemah karena infus masuh terpasang di tangan kirinya. Tak ada lagi alat-alat yang menempel di tubunhnya. Hari kelima, Dokter menjelaskan bahwa setelah kondisi Laksmana pulih akan diambil tindakan ablasi untuk jantungnya.

Akhirnya setelah dirawat sekama 6 hari, mereka pulang ke Salatiga sambil mempersiapkan segala sesuatunya menghadapi ablasi yang dierncanakan bulan berikutnya. Namun ablasi yang pertama gagal. Hampir saja Puji putus asa karena setelah ablasi yang pertama gagal, putranya lebih sering keluar masuk RS dan harus di ICU. Seakan ICU menjadi rumah kedua Laksmana. Sekolahnya pun terganggu. Namun berkat kebaikan dan pengertian dari sekolah akhirnya Laksmana diberi kesempatan tidak mengikuti beberapa kegiatan sekolah yang membutuhkan energi lebih.

Dalam doa yang senantiasa dipanjatkan orang-orang terkasih dan berkat bantuan tim dokter jantung Salatiga dan RS Sardjito akhirnya direncanakan ablasi yang kedua. Allah masih bersama orang- orang yang sabar. Berkat doa semuanya  dan kerja keras tim dokter, akhirnya ablasi yang kedua berhasil. Sujud syukur tak henti-hentikan dilakukan Puji dan suaminya di hadapan para dokter. Air mata mengalir dari kedua mata Puji, bukan karena kesedihan seperti yang dirasakan selama ini tetapi keharuan dan kebahagiaan akan keberhasilan operasi hari itu.

Penulis : Puji Prasetyowati

Pengumuman sebelumnyaCerpen Menanti Matahari Seri 1 Pengumuman setelahnyaPJJ Bisa Ciptakan Kesenjangan Capaian Belajar

Tefa Prodi TKJ

Majalah SMKN 1 Tuntang

Data Sekolah

SMKN 1 Tuntang

NPSN : 6990563

Jl. Mertokusumo Candirejo Tuntang Kabupaten Semarang
KEC. Tuntang
KAB. Semarang
PROV. Jawa Tengah
KODE POS 50773
TELEPON 085641080982
FAX 0723-1234567
EMAIL smkn1tuntang@gmail.com

Novel Karya Siswa

Toilet SMKN 1 Tuntang

Tefa Prodi Tata Busana

Laboratorium Komputer

Kalender

Juni 2025
S S R K J S M
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
30