Sampai saat ini bagi sebagian besar peserta didik, belajar matematika masih menjadi suatu momok. Peserta didik beranggapan bahwa matematika adalah hal yang sangat rumit, karena berhubungan dengan banyak angka dan rumus. Hal ini membuat prestasi mereka menurun, sehingga motivasi belajarpun cenderung menurun juga. Jika sudah begitu, maka guru harus bekerja lebih keras lagi untuk memotivasi serta menanamkan bahwa ilmu matematika itu sebenarnya mengasyikkan dan bisa diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.
Baru-baru ini viral di media sosial bahwa matematika bisa dipelajari dari makanan. Pertama, seperti yang dilansir dari Instagram Campuspedia bahwasanya kita bisa belajar matematika dari keripik kentang. Secara matematika, bentuk dari keripik kentang adalah hyperbolic paraboloid. Hyperbolic paraboloid yaitu bentuk geometri ruang terdiri dari 2 buah lengkungan parabola pada arah yang berbeda. Ternyata bentuk keripik kentang mengikuti bentuk persamaan . Selain memberi keindahan, bentuk hyperbolic paraboloid juga memberi beberapa keuntungan pada keripik kentang. Hal ini memungkinkan penumpukan chip keripik kentang lebih mudah dan juga meminimalkan kemungkinan chip rusak selama transportasi. Selain itu, bentuk hyperbolic paraboloid pada keripik kentang membuat pola patahan sulit diprediksi. Hal ini memberi rasa puas dan sugesti kerenyahan saat kita mengunyah keripik kentang.
Kedua, kita bisa belajar matematika dari makanan khas Italia yaitu pizza berdasarkan apa yang disampaikan oleh youtuber bernama Jerome. Jerome mengangkat topik Remarkable Theorem. Apa itu remarkable theorem? Singkatnya teori ini adalah teori tentang lengkungan, yaitu lengkungan positif (, lengkungan negatif (dan lengkungan nol (-). Suatu benda jika tidak dirobek dan tidak dilipat atau dirusak, maka akan selalu mempertahankan nilai kelengkungannya. Saat kita mengambil potongan pizza yang berbentuk segitiga, maka bagian ujungnya tidak lurus, akan melengkung ke bawah (lengkungan positif). Sehingga kita mengalami kesulitan saat memakannya. Untuk itu kita harus menerapkan remarkable theorem. Dengan cara menekuk bagian tengahnya, jadi bagian pizza yang tadi melengkung ke bawah bisa lurus, menjadi lengkungan nol dan dapat dimakan dengan mudah.
Setelah kita tahu bahwa matematika sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, bahkan bisa dipelajari melalui makanan, maka tidak ada lagi alasan menganggap matematika sebagai momok. Sehingga peserta didik juga tidak merasa ‘dihantui’ oleh angka-angka dan rumus-rumus yang ada di matematika. Matematika akan terasa seru dan menyenangkan jika peserta didik mengetahui bahwa matematika berhubungan erat dalam kehidupan sehari-hari mereka. Semoga tulisan ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi peserta didik yang sedang belajar matematika.
Penulis : Tutik Widiyandari, S.Pd.
Editor : Nurul Rahmawati, M.Pd.