Berilah pekerjaan pada orang yang sibuk, pasti selesai. Sebuah kalimat “ngawur” yang saya benarkan dan saya jadikan pedoman. Ketika masih mendapat status Guru Tidak Tetap, saya mengajar empat sekolah yang berbeda. Sekolah pagi dan sekolah siang. Selesai mengajar masih dilanjutkan dengan memberi les privat sampai jam 10 malam. Durasi bekerja hampir 24 jam setiap hari. Hanya minggu saja saya off kan untuk istirahat. Banyak kejadian lucu selama menjalani proses “sibuk” itu. Ketika belum punya motor, saya pelanggan setia angkot warna orange. Saking tidak sabarnya karena ngetem, saya keluar dan bilang sama supirnya mau jalan kaki dulu. Sudah jalan beberapa saat di klakson angkot yang sama untuk naik lagi. Bagi sebagian penumpang angkot bisa jadi saya aneh. Tetapi kebiasaan untuk tidak betah menunggu membuat saya mengambil keputusan jalan kaki. Satu hal yang sering juga terjadi adalah tidur di bis damri pada saat pulang. Tempat kost di daerah pedurungan sering saya lewati sampai Pucanggading karena tertidur akibat kelelahan. Akhirnya saya ikut bis damri lagi ke Semarang sambil berdiri dan turun di pedurungan.
Di samping mengajar 4 sekolah dan memberi les privat, saya punya kesibukan satu lagi yaitu jualan. Barang-barang yang dibutuhkan teman guru saya kreditkan dengan membayar tiga kali. Bermacam barang saya jual dari kompor gas, magic jar, gelas, sepatu, kain, jas hujan, dll. Dari usaha berdagang ini naluri bisnis saya terasah.
Pengalaman bersibuk ria ini saya terapkan dalam mengelola sekolah satu atap yang sekarat. Datang pertama kali tanpa diberi modal tetapi tinggalan hutang dalam mengelola sekolah menjadikan jiwa bisnis saya langsung menggeliat. Setahun setengah mengelola sekolah ini, alhmadulillah mampu merubah dari sekolah yang sekarat menjadi sekolah bermartabat. Dari sekolah yang nyaris tidak dikenal menjadi sekolah yang paling banyak mendapat kunjungan dari sekolah lain.
Bagaimana perjalanan dan strategi saya dalam mengelolanya, semua dituangkan dalam sebuah Best Practice Sekolah berjudul “*Manajemen Sekolah Berbasis Wirausaha*. Ada yang ingin tahu apa saja strateginya? Tunggu laga premiernya ya kayak di film-film Hollywood he he he.
Bumi Pucanggading, 29 Juni 2019