Pelatihan menulis yang saya ikuti di SMK Negeri 1 Tuntang pada tanggal 7 Mei 2021, membuat saya sangat terinspirasi. Melihat betapa tingginya minat menulis guru SMK N 1 Tuntang terbukti dengan isi websitenya yang penuh dengan tulisan guru. Tentu saja tulisannya sangat bervariasi. Hal ini membuat saya secara langsung membuat saya merasa prihatin dengan sekolah yang mempunyai website tetapi tidak diisi secara berkala. Dengan berat hati saya harus mengakui bahwa website sekolah tersebut hanya ada beberapa tulisan guru saja yang terunggah. Tulisannya pun dalam selang waktu yang cukup lama antara tulisan yang satu dengan tulisan lainnya. Biasanya yang memberikan tulisan untuk diunggah adalah guru yang masih aktif melakukan Penilaian Angka Kredit atau PAK. Sedangkan untuk guru yang sudah mempunyai golongan IVA, jarang sekali mengunggah hasil tulisannya. Hal ini membuktikan bahwa tingkat menulis guru di website sekolah cukup rendah.
Tuntutan profesi mengharuskan bahwa seorang guru harus memiliki kemampuan menulis, terutama dalam menyelesaikan tugas yang menjadi kewajibannya. Tidak ada alasan bagi guru untuk tidak menulis. Bagi guru, menulis itu merupakan kebutuhan. Bukan saja karena tugas guru setiap hari tak bisa lepas dari soal tulis-menulis, namun lebih dari itu, untuk bisa naik pangkat pun guru dituntut untuk membuat karya tulis. Serta apabila ingin meningkatkan literasi menulis peserta didik, guru harus dapat memberikan contoh dengan hasil karyanya sendiri. Karena itu, sudah seharusnya setiap guru mampu menulis.
Meski demikian, kadang masih ada sebagian guru yang mengatakan dirinya tidak bisa menulis. Saya pikir itu tidak benar. Itu hanya sebagai dalih untuk menutupi kemalasannya dalam belajar menulis. Mereka terlalu nyaman dengan keadaan mereka, sehingga tidak mau bersusah payah menghasilkan satu karya tulisan.
Dengan adanya keharusan guru menulis ini dan juga untuk meningkatkan minat guru dalam menulis terutama di website sekolah, perlu beberapa upaya yang harus diambil oleh pihak sekolah. Salah satu upaya yang pertama kali harus dilakukan sekolah adalah memberikan pelatihan menulis bagi warga sekolah terutama guru. Pelatihan menulis dengan tulisan yang menarik dan bermutu. Bukan hanya pelatihan menulis saja yang perlu diberikan, tetapi juga perlu pelatihan menggunakan perangkat Teknologi Informasi sebagai sarana penunjang guru dalam menulis. Sehingga diharapkan dengan adanya pelatihan tersebut, guru mempunyai kemampuan yang memadai untuk menulis dan menghasilkan karya.
Selain upaya di atas, dapat pula diupayakan dari program sekolah. Sekolah membuat sebuah program dimana guru harus memngirimkan hasil tulisannya dalam priode waktu tertentu. Semisal setiap minggu guru harus menghasilkan tulisan. Dalam pengumpulannya dibuatkan daftar siapa saja yang telah mengumpulkan hasil tulisannya. Apabila ada satu guru yang belum mengumpulkan hasil tulisannya ada rasa segan dalam diri guru tersebut. Sehingga mau tidak mau guru tersebut dipaksa untuk menghasilkan karya tulisannnya. Memang pada awalnya kemauan untuk menulis ini harus dipaksakan. Lama-kelamaan apabila sudah sering menulis maka kemampuan untuk menulis juga akan semakin meningkat.
Upaya lainnya yang mungkin dilakukan pihak sekolah untuk meningkatkan minat menulis guru adalah memberikan penghargaan kepada guru yang mempunyai tulisan yang berkualitas dan secara intens menghasilkan karya tulisan. Hal ini dapat membuat guru yang mempunyai banyak kreatifitas menulis merasa dihargai atas hasil karyanya. Tentu saja akan menambah semangatnya utnuk menghasikan karya-karya tulisan lainnya. Selain itu penghargaan ini juga dapat menumbuhkan kompetitif antara guru. Tentu saja berkompetisi ini bersifat positif. Guru yang belum mendapatkan penghargaan dapat berusaha lebih lagi untuk menghasilakn tulisan yang berkualitas. Penghargaan yang diberikan tidak harus dalam bentuk material, namun bisa membuat istilah “Teacher of the month”.
Diharapkan dengan upaya-upaya tersebut dapat meningkatkan minat menulis guru. Tentu saja upaya ini harus didukung partisipasi oleh seluruh warga sekolah. Karena apabila program dari sekolah tidak dilakukan atau dihiraukan oleh guru, maka program tersebut akan menjadi “angin lalu” saja. Juga tidak berpengaruh pada peningkatan menulis guru. Maka AYO MENULIS WAHAI GURU!
So always, be happy, be healty, be you and be original.
Penulis : Kartika, S.Kom.,M.Kom, Guru SMP Negeri 1 Bawen.
Artikel ini diikutkan Lomba Guru Menulis SMKN 1 Tuntang
9 komentar
Rieksy, Selasa, 8 Jun 2021
mantab….lanjutkan KARYA TULIS mu bu Guru
Ch. Anggit, Selasa, 8 Jun 2021
Guru hebat, menginspirasi.. sebarkan dan tularkan..
Ch. Anggit, Selasa, 8 Jun 2021
Guru hebat, menginspirasi… Sebarkan dan tularkan…
Ocki, Selasa, 8 Jun 2021
Guru hebat sangat menginspirasi dan kreatif.
Semangat selalu bu tikaaaa
Dio roka, Selasa, 8 Jun 2021
Mantab…
Ary Rokhadiyati, Selasa, 8 Jun 2021
Good job bu Tika..inspiratif. Untik dapat menulis dengan baik perlu latihan yang tiada henti..
Herawati Nurnaningsih SMPN 3 Ambarawa, Rabu, 9 Jun 2021
Lanjut bu Tika …memang butuh keberanian untuk menulis
Jadikan menulis sebagai habit
Hera, Selasa, 15 Jun 2021
Good Job … Selalu semangat Bu Kartika…..
Puput Muliana, Kamis, 17 Jun 2021
Sangat setuju….
Semoga tulisan2 ini menginspirasi dan memotivasi lingkungan kita utk gemar membaca dan menulis