
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Bismillahirrahmanirrahim. Happy Friday pembaca yang budiman. Alhamdulillah sampai juga bertemu dengan hari Jumat, 19 Februari 2021 yang cerah tanpa suatu tanpa suatu halangan apapun untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Sebelum bekerja mengawal PJJ kami awali hari dengan ibadah salat sunnah dhuha dan tadarus Al Qur’an juz 13. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan kultum yang disampaikan oleh Ibu Iva Luthfiana, S.Pd.
Judul kultum yang disampaikan beliau adalah Keutamaan Introspeksi Diri dalam Islam. Manusia merupakan makhluk yang diciptakan sempurna oleh Allah dan dibekali oleh akal pikiran. Namun, terkadang manusia salah menggunakan akalnya hingga berbuat sesuatu yang buruk. Di sinilah fungsi ajaran agama dalam kehidupan manusia. Ajaran agama seharusnya menjadi pegangan hidup dan batas-batas yang menjaga manusia agar tetap berada di jalan kebenaran. Meski sering khilaf dan berbuat salah akibat hawa nafsu, dengan berpegang pada ajaran agama, diharapkan manusia akan terus kembali ke jalan yang lurus sesuai ajaran agama.
Salah satu hal yang diajarkan oleh agama Islam agar seorang manusia tetap bisa istiqomah berada di jalan Allah adalah untuk selalu introspeksi diri. Berikut ini adalah keutamaan yang bisa didapat saat kita introspeksi diri. Pertama, hisab yang lebih ringan. Umar radhiallahu ‘anhu pernah berkata, “Sesungguhnya hisab pada hari kiamat akan menjadi ringan hanya bagi orang yang selalu menghisab dirinya saat hidup di dunia” [HR. Tirmidzi]. Kedua, hati menjadi lebih lapang. Dengan berintrospeksi diri, kita bisa lebih terbuka terhadap masukan dan saran. Kita hanya akan berorientasi kepada kebaikan dan tujuan kita di dunia untuk beribadah kepada Allah. Dengan begitu, secara otomatis hati kita pun akan lebih tenang dan lapang. Ketiga, hubungan dengan orang lain menjadi lebih baik. Introspeksi diri dalam Islam juga berarti kita mau mengakui kesalahan dan tidak merasa diri kita yang paling benar. Maka, dengan introspeksi diri kita juga mau meminta maaf dan memperbaiki kesalahan yang pernah kita lakukan. Keempat, menjauhkan diri dari sifat munafik. Sering melakukan introspeksi diri merupakan salah satu cara menjauhkan diri dari kemunafikan.
Untuk itu, kita juga harus belajar bagaimana cara introspeksi diri yang baik. Pertama, kita harus membuka diri untuk kritik dan saran, seperti pada kisah Abu Bakar yang awalnya sempat menolak usulan Umar. Hingga akhirnya Abu Bakar mengatakan, “Umar senantiasa membujukku untuk mengevaluasi pendapatku dalam permasalahan itu hingga Allah melapangkan hatiku dan aku pun berpendapat sebagaimana pendapat Umar”. Kedua, berkumpullah dengan orang shaleh. Berkumpul dengan teman yang shaleh, kita bisa lebih mudah menerima nasehat baik dan diingatkan untuk tetap berada di jalan Allah. Ketiga, luangkanlah waktu untuk bermuhasabah. Pada saat ini kita bisa merenung dan mengintrospeksi amalan-amalan kita serta perbuatan kita apakah sudah sesuai dengan syariat agama.
Itulah kultum hari Jumat ini pembaca yang budiman. Semoga apa yang sudah kita amalkan bisa menjadi salah satu jalan mempermudah menuju surga. Aamiin ya rabbal alamin. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmus sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ