ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Bismillahirrahmanirrahim. Guten morning good readeres. How are you? It must be impressive! Alhamdulillah hari ini kita memasuki hari Kamis, 25 Maret 2021 yang hangat oleh mentari pagi. Seperti biasa kami awali hari sebelum bekerja dengan ibadah salat sunnah dhuha dan tadarus Al Qur’an. Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan kultum yang disampaikan oleh Ibu Fajar Rosiatijati, S.Pd.
Kultum yang disampaikan berupa kisah berjudul Diam yang Penuh Hikmah. Kisah ini berasal dari ulama sekaligus sosok yang dijuluki Bapak Kedokteran Dunia, yaitu Ibnu Sina. Pada suatu hari Ibnu Sina melakukan perjalanan dengan kudanya. Di suatu tempat yang dianggap nyaman, ia berhenti untuk beristirahat. Kuda diikat di tempat teduh dan diberi makan jerami yang dicampur rumput. Sedangkan Ibnu Sina sendiri duduk di tempat lebih teduh tak jauh dari kuda sambil menikmati bekalnya.
Tiba-tiba datang seorang menunggang keledai. Ia turun dan mengikat keledai berdekatan dengan kuda milik Ibnu Sina. Dengan maksud agar keledainya bisa makan jerami juga. Dan orang tersebut pun duduk dengan Ibnu Sina. Ketika ia duduk dan makan, Ibnu Sina mengingatkan, “Jauhkan keledaimu dari kudaku supaya tidak ditendang.” Orang yang diajak bicara itu tersenyum sambil menoleh ke kuda dan keledai. Namun, “plak,” si keledai ditendang kuda hingga terluka. Setelah itu pemilik keledai marah-marah kepada Ibnu Sina dan meminta tanggung jawabnya. Ibnu Sina diam saja. Sampai kemudian si pemilik keledai mendatangi hakim dan meminta agar Ibnu Sina membayar atas luka cidera keledainya.
Saat ditanya oleh hakim pun Ibnu Sina terdiam. Hakim kemudian bertanya kepada orang yang mengadu, “Apakah dia bisu?” Orang itu menjawab, “Tidak, tadi dia bicara padaku.” Hakim bertanya lagi, “Apa yang ia katakan?” Orang itu kembali menjawab, “Jangan dekatkan keledaimu nanti ditendang kudaku.” Setelah mendengar jawaban itu, sang Hakim tersenyum dan berkata kepada Ibnu Sina, “Anda ternyata pintar. Cukup diam dan kebenaran terungkap.” Sambil tersenyum Ibnu Sina berkata kepada Hakim, “Tidak ada cara lain untuk menghadapi orang bodoh selain dengan diam. Dan nantinya kebenaran akan menunjukkan jalannya sendiri. Itulah sebabnya mengapa saya memilih diam.”
Itulah kisah yang mengandung pembelajaran sangat berharga. Semoga good readers bisa mengambil manfaatnya, aamiin ya rabbal alamin.
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ