Dalam rangka penguatan pendidikan karakter, dan sebagai salah satu tindak lanjut pelaksanaan Surat Edaran Sekretaris Jenderal kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 13 Tahun 2025 tentang Penerapan Nilai Karakter Positif Peserta Didik sebagai Warga Negara yang Demokratis dan Bertanggung Jawab dalam Penyampaian Pendapat, SMK Negeri 1 Tuntang mengundang Koramil 05/Tuntang untuk menjadi Pembina Apel di Satuan Pendidikan pada Senin, 1 September 2025. Suasana khidmat dan penuh perhatian menyelimuti seluruh peserta didik, guru dan staf SMKN 1 Tuntang. Apel hari ini terasa berbeda dengan kehadiran Bapak Peltu Ambar Suyoko dari Koramil 05/Tuntang sebagai pembina. Dalam amanatnya, beliau menyampaikan materi yang sangat relevan dan mendalam, yaitu tentang Penyampaian Pendapat Secara Demokratis dan Bertanggung Jawab dalam Kerangka Penguatan Pendidikan Karakter.
Bapak Peltu Ambar Suyoko memulai amanatnya dengan menekankan bahwa sekolah adalah miniatur dari sebuah negara. Di dalamnya, setiap warga sekolah memiliki hak dan kewajiban. Salah satu hak yang paling mendasar adalah hak untuk menyampaikan pendapat. Namun, beliau mengingatkan bahwa kebebasan ini harus dilandasi dengan etika dan moral. Demokrasi bukan berarti bebas tanpa batas, melainkan kebebasan yang diatur oleh norma dan tanggung jawab. “Menyampaikan pendapat itu penting. Kalian harus berani bicara jika ada hal yang perlu diperbaiki,” ujar beliau. “Tapi, sampaikanlah dengan cara yang sopan, santun dan konstruktif. Bukan dengan cara yang provokatif atau anarkis.”
Materi yang disampaikan oleh Peltu Ambar tidak hanya berhenti pada hak, tetapi juga pada tanggung jawab yang menyertainya. Beliau menjelaskan bahwa setiap pendapat yang diutarakan memiliki konsekuensi. Oleh karena itu sebelum berbicara, kita harus memikirkan dampaknya. Beliau memberikan contoh sederhana, “Ketika kalian memberikan masukan tentang kebersihan sekolah, itu adalah hal yang baik. Namun, jangan hanya menuntut. Ikutlah berpartisipasi dalam menjaga kebersihan. Itulah yang namanya bertanggung jawab.” Pesan ini sangat jelas yakni demokrasi yang sejati adalah demokrasi yang didukung oleh tindakan nyata dan tanggung jawab kolektif.
Pendidikan karakter menjadi pondasi utama dalam memahami demokrasi yang bertanggung jawab. Bapak Peltu Ambar menekankan bahwa sekolah tidak hanya berfungsi sebagai tempat transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai tempat pembentukan karakter. Nilai-nilai seperti kejujuran, kedisiplinan, toleransi, dan gotong royong adalah kunci untuk membangun budaya demokrasi yang sehat. “Pendidikan karakter akan membentuk pribadi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berhati mulia,” kata beliau. Dengan karakter yang kuat, siswa akan mampu membedakan mana pendapat yang bermanfaat dan mana yang hanya menimbulkan perpecahan. Mengakhiri amanatnya, Peltu Ambar Suyoko memberikan motivasi kepada seluruh siswa agar selalu berani berpendapat, tetapi tetap dengan cara yang santun dan beretika. “Jadilah generasi muda yang kritis, berani, namun tetap menjunjung tinggi persatuan. Ingatlah bahwa bangsa kita besar karena keberagaman, dan keberagaman itu harus kita kelola dengan bijak melalui demokrasi yang sehat,” ujarnya.
Penulis : Sukma Windiyasari, S.Pd., Waka Humas SMKN 1 Tuntang
