
Pada hari Senin, 8 September 2025, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sejarah SMK Kabupaten Semarang mengadakan kegiatan Sosialisasi Pembelajaran Mendalam pada mata pelajaran Sejarah, bertempat di SMK Muhammadiyah Suruh. Kegiatan ini menghadirkan narasumber Bapak Agung Nugroho, S.Pd., yang memberikan pemahaman menyeluruh terkait implementasi pembelajaran sejarah sesuai kebijakan terbaru. Dalam paparannya, Bapak Agung menekankan bahwa tujuan akhir pembelajaran sejarah di SMK bukanlah menjadikan peserta didik sebagai ahli sejarah, melainkan membekali mereka kemampuan berpikir kritis, analitis, serta mampu memilah informasi dengan bijak. Hal ini sangat relevan dengan tantangan era digital, di mana arus informasi begitu deras dan rawan disusupi berita bohong atau hoax. Guru Sejarah diharapkan mampu membimbing siswa agar lebih selektif, cerdas dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang menyesatkan.
Selain itu, guru Sejarah juga diharapkan mampu menyampaikan materi umum dan materi khusus yang disesuaikan dengan jurusan masing-masing di SMK. Dengan demikian, pembelajaran sejarah akan lebih kontekstual, relevan dengan bidang keahlian peserta didik, serta mampu menumbuhkan rasa bangga terhadap profesi yang mereka tekuni. Pada kurikulum terbaru, pembelajaran sejarah di SMK menekankan konsep Pembelajaran Mendalam. Pada kelas X, mata pelajaran Sejarah tidak mendapatkan alokasi jam untuk kokurikuler. Namun, di kelas XI, alokasi jam Pembelajaran Mendalam diberikan sebanyak 18 jam, yang dapat dimanfaatkan secara optimal oleh guru untuk memperdalam materi dan melatih keterampilan berpikir siswa. Penataan ini diharapkan memberikan ruang bagi siswa untuk tidak hanya mempelajari fakta sejarah, tetapi juga menggali nilai, makna, serta relevansi peristiwa sejarah dalam kehidupan masa kini.
Selain membahas alokasi jam pelajaran, sosialisasi ini juga menguraikan secara rinci komponen minimum yang terdapat dalam Rencana Pembelajaran Mendalam (RPM). Dokumen RPM dirancang agar pembelajaran lebih terarah, partisipatif dan berorientasi pada penguatan karakter peserta didik. Komponen tersebut meliputi pertama, Identifikasi Konteks dan kebutuhan belajar siswa. Kedua, Desain Pembelajaran yang mencakup perumusan tujuan, praktik pedagogis, serta kemitraan pembelajaran. Lingkungan Pembelajaran Pemanfaatan Digital sebagai pendukung eksplorasi sumber sejarah yang lebih luas, Pengalaman Belajar terdiri dari 3M yakni memahami, mengaplikasi dan merefleksi. Ketiga, Prinsip Pembelajaran yang adaptif dan berpusat pada peserta didik, memuat pembelajaran yang meanigful, mindful dan joyful (bermakna, berkesadaran dan menggembirakan). Lalu Dimensi Profil Lulusan, yang diintegrasikan dalam proses pembelajaran. Terakhir, Asesmen untuk mengukur capaian dan perkembangan keterampilan berpikir kritis siswa.
Melalui kegiatan sosialisasi ini, guru Sejarah SMK Kabupaten Semarang diharapkan mampu mengimplementasikan pembelajaran sejarah yang lebih bermakna. Tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga membentuk generasi yang cerdas, kritis, serta memiliki daya tahan terhadap pengaruh negatif arus informasi global. Selain itu, para guru sejarah di Kabupaten Semarang diharapkan dapat mengadopsi pendekatan baru dalam mengajar. Pembelajaran sejarah kini tidak lagi sekadar menghafal tanggal dan nama, melainkan menjadi sebuah proses yang memberdayakan siswa untuk menjadi individu yang cerdas, kritis dan berdaya tahan di tengah derasnya arus informasi digital.
Penulis : Sukma Windiyasari, S.Pd., Humas SMKN 1 Tuntang
Editor : Nurul Rahmawati, S.Pd., Guru SMKN 1 Tuntang